Posisi paus yang tepat berada di bibir pantai juga saat ini sudah bergeser karena hantaman gelombang pasang yang menerjang pesisir pantai Kalukku beberapa hari terakhir.
Syahrir dari Satuan Pengawas Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Perwakilan Sulawesi Barat yang meninjau bangkai paus tersebut pada Rabu (8/1/2020) mengatakan, kondisi paus saat ini sulit untuk mendapatkan penanganan.
"Kondisinya saat ini sudah kode 3, artinya sudah membusuk. Pada saat pertamakali ditemukan, itu kondisi kode 2, artinya ditemukan dalam keadaan mati. Kalau kode 1, itu artinya masih hidup dan penanganannya akan dievakuasi kembali ke laut," kata Syharir.
Kata Syahrir, penanganan pada saat pertama ditemukan, bisa dengan jalan dipotong-potong, kemudian dievakuasi ke daratan untuk dikuburkan. Namun kondisinya saat ini yang sudah mulai membusuk dan tidak lagi utuh, tidak memungkinkan lagi untuk dievakuasi dengan cara seperti itu.
Menurutnya, dengan kondisi seperti saat ini, cara yang bisa dilakukan agar tidak memcemari lingkungan termasuk baunya yang menyengat dan akan menganggu warga sekitar adalah dengan jalan dibakar. Namun hal tersebut juga sulit dilakukan karena bangkai paus sebagian terendam saat terjadi air pasang.
Oleh sebab itu lanjut Syahrir, tidak ada upaya lain yang bisa dilakukan kecuali membiarkan bangkai paus tersebut membusuk dan terurai secara alami.
"Kebetulan juga posisinya cukup jauh dari pemukiman sehingga baunya tidak menganggu penduduk. Jadi kita biarkan saja terurai dengan sendirinya. Mudah-mudahan posisinya tidak bergeser lebih dekat lagi ke pemukiman. Nanti kita akan kontrol lagi dalam jangka waktu satu bulan kedepan," jelas Syahrir.
(Muh Gufran)
0 Response to "Sulit Ditangani, Bangkai Paus di Babalalang Akan Dibiarkan Membusuk Secara Alami"
Posting Komentar