Kabupaten Mamasa memiliki banyak objek wisata, diantaranya Wisata Budaya Kuburan Tedong-tedong di Kecamatan Balla, Minanga di Sesenapadang, Wisata Alam Air Terjun Sarambu, Permandian Air Panas di Desa Rambusaratu' Kecamatan Mamasa, wisata alam air terjun Sambabo dengan ketinggian +/- 100 meter di kecamatan Bambang, Agro Wisata Perkebunan Markisa di Kecamatan Mamasa, Wisata Budaya Rumah Adat, Perkampungan Tradisional Desa Ballapeu, dan Tradisi Mebaba' dan Mangngaro di Nosu.
Di Mamasa khususnya juga menyimpan beragam keunikan, salah satunya adalah rumah adat atau rumah tradisional khas masyarakat Mamasa. Sayangnya rumah tradisional khas Mamasa yang memiliki kemiripan dengan rumah adat toraja saat ini semakin langka. Beberapa rumah adat kini hanya dapat dijumpai pedalaman kabupaten Mamasa.
Desa Tawalian, kecamatan Tawalian kabupaten Mamasa, merupakan salah satu daerah yang mayoritas penduduknya masih menjaga kelestarian rumah tradisional khas Mamasa. Beberapa rumah tradsional di wilayah ini tampak masih berdiri kokoh meski telah mengalami pemugaran.
BACA JUGA: Mengunjungi Objek Wisata Rumah Adat Mamasa
Dalam masyarakat Mamasa, rumah tradisonal Mamasa terbagi atas empat jenis tingkatan sesuai dengan strata sosial masyarakat. Yang pertama adalah banua layuk atau rumah tinggi yang biasanya dimiliki oleh ketua adat, yang kedua adalah banua sura' atau rumah ukir untuk para bangsawan, yang ketiga banua bolong atau rumah hitam untuk para kesatria, serta yang terakhir banua rapa yang biasanya dimiliki masyarakat biasa.
Sementara bagian dalam rumah tradisional Mamasa yang memiliki kemiripan dengan rumah toraja terdiri atas empat bagian yakni bagian depan atau Tado, bagian tengah disebut ba’ba, sementara kamar disebut tambing, sementara dapur disebut lombon.
Kondisi daerah di atas pegunungan dengan suhu sangat dingin, membuat struktur bangunan rumah adat Mamasa hampir tanpa jendela dengan pintu yang sangat kecil, dimaksudkan agar suhu dalam rumah tetap hangat. Salah satu keunikan rumah Mamasa adalah tanduk kerbau yang dipajang di tiang depan rumah, semakin banyak tanduk kerbau yang melekat ditiang rumah maka semakin tinggi status sosial pemilik rumah.
Sayangnya rumah tradisional khas Mamasa kini sudah sulit dijumpai karena telah berganti dengan rumah moderen. Rumitnya pembuatan rumah Mamasa serta semakin mahalnya bahan baku membuat masyarakat Mamasa kini beralih dan lebih banyak membuat rumah modern.