Mematahkan Tradisi Senioritas di Tubuh Polri
Komjen. Pol. Drs. H.M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D
Tulisan ini dikutip dari wikipedia yang mengulas tentang profil Komjen. Pol. Drs. H.M. Tito Karnavian, M.A., Ph.D. Calon tunggal Kepala Kepolisian Republik Indonesia yang ditunjuk Presiden Joko Widodo dan akan menjalani fit and proper tes di DPR RI adalah perwira tinggi Polri yang lahir di Palembang, Sumatera Selatan 51 tahun silam. Ia lahir pada tanggal 26 Oktober 1964.
Satu hal yang mengundang perhatian dari calon Kapolri ini yang ditulis wikipedia adalah bahwa Komjen Tito seorang perwira Kepolisian Negara Republik Indonesia, yang ikut bergabung dengan tim yang berhasil membongkar jaringan teroris pimpinan Noordin Moch Top.
Tito Termasuk Polisi yang Mendapat Kenaikan Pangkat Luar Biasa
Kombes Pol. H.M.Tito Karnavian naik pangkat menjadi Brigjen Pol. dan naik jabatan menjadi Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri. Tito Karnavian menggantikan Komjen Pol. Saud Usman Nasution, yang menjabat Direktur I Keamanan dan Transnasional Bareskrim Mabes Polri.
Baca Juga: Sulbar Raih WTP, Anugerah Terakhir Untuk Anwar Adnan Saleh Di Sisa Masa Jabatan
Sekarang melalui TR Kapolri 14 Maret 2016 Komjen. Pol. Tito Karnavian telah diangkat menjadi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme menggantikan Komjen. Pol. Saud Usman Nasution yang memasuki masa pensiun.
Sebelumnya Tito Karnavian diangkat menjadi Kapolda Metro Jaya. Komjen. Pol. Tito Karnavian pun menjadi Angkatan AKABRI 1987 pertama yang telah mampu menembus pangkat jenderal bintang tiga.
Tito termasuk polisi yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa saat tergabung dalam tim Bareskrim, yang melumpuhkan teroris Dr Azahari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, 9 November 2005.
Ia mendapat penghargaan dari Kapolri saat itu, Jenderal Sutanto bersama dengan para kompatriotnya, Idham Azis, Petrus Reinhard Golose, serta Rycko Amelza Dahniel, dkk.
Dan tanggal 15 Juni 2016 baru-baru ini, Presiden Joko Widodo mengirim surat kepada DPR menunjuk Tito sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Badroidin Haiti yang akan segera pensiun. Ini mematahkan tradisi senioritas di tubuh Polri karena Tito lebih dipilih ketimbang para seniornya yang bepangkat tiga bintang.
Sumber: Wikipidia