Pertemuan antara Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dengan Ketua Kwartir Nasional Pramuka, Adhyaksa Dault ramai dibicarakan. Hal ini karena Adhyaksa meminta Ahok untuk masuk Islam ketika ingin maju kembali pada Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang.
Ahok menanggapi santai permintaan dari Adhyaksa yang telah diusung untuk maju menjadi Calon Gubernur DKI di Pilkada mendatang. Menurut dia, soal masuk Islam atau tidak itu merupakan hidayah dari Tuhan bukan atas perintah atau anjuran manusia.
“Ya, tanya dia (Adhyaksa Dault), dia masak lupa, masuk Islam enggak masuk Islam kan urusan hidayah, hidayah milik Allah. Nabi Muhammad udah ngomong, masak dia (Adhyaksa) enggak ngerti,” cetus Ahok usai meresmikan RPTRA di Pulau Untung Jawa, Kepulauan Seribu, Sabtu (10/10/2015) dikutip serambiminang.com.
Ahok menegaskan dirinya akan tetap maju dalam perebutan kursi DKI satu pada 2017 mendatang meski mendapat saran agar masuk islam terlebih dahulu. Dirinya tak mengambil pusing hal itu dan tetap akan maju kembali.
Sebelumnya, pada Selasa 29 September 2015, Adhyaksa Dault mendatangi Ahok di Balai Kota. Keduanya melakukan pertemuan tertutup. Setelah pertemuan tersebut Ahok sempat membocorkan sedikit hasil pertemuan dengan Adhyaksa.
“Beliau sih nyeletuk, ini ngomong berdua. Kalau bapak Islam mah dah jadi Presiden, kita dukung. Artinya apa, sayang bapak bukan Islam makanya temen-temen suruh saya (Adhyaksa) nyalon, dia bilang begitu lho. Jadi, persoalan temen-temennya itu apa? Bapak Ahok ini bagus cuma bukan Islam. Kalau begitu artinya apa, dia mau nyalon enggak bisa terima bukan Islam yang mimpin Jakarta. Itu sih sesuatu yang oke aja lah bagi saya sih,” ungkap Ahok usai bertemu Adhyaksa.