Pada Rabu (3/12/2014) pagi, Mamuju diguyur hujan sejak sekira pukul 07.00. Tak sampai satu jam kemudian, banjir sudah menggenangi jalan-jalan dan pemukiman warga. Di kompleks perumahan Aksuri, air memasuki rumah-rumah warga hingga mencapai ketinggian 20 cm. Akibatnya sejumlah barang-barang berharga milik warga terendam air, hal ini disebabkan, pada saat terjadi banjir, sejumlah rumah dalam keadaan kosong karena sedang ditinggal untuk berangkat kerja.
Pengerjaan jalan arteri di pesisir pantai Mamuju dituding sebagai penyebab banjir, karena pelaksana proyek menutup aliran sungai.
Namun, Gubernur Provinsi Sulawesi Barat, Anwar Adnan Salaeh, menyampaikan, bencana banjir ini bukan sepenuhnya menjadi kesalahan para rekanan proyek yang melaksanakan kegiatan proyek pembangunan jalan Arteri. Namun, bencana banjir itu datang akibat beberapa hal, termasuk sistem drainase di wilayah kota Mamuju masih buruk dan terjadinya kerusakan lingkungan.
"Dranase di daerah kota Mamuju banyak yang tidak berfungsi, termasuk adanya jembatan yang roboh sehingga terjadi tumpukan material sampah hingga saluran sungai tersumbat hingga air melubar ke pemukiman penduduk," jelas Anwar.
Proyek arteri yang menutup muara sungai kata Anwar, juga menjadi salah satu bahagian pemicu meluapnya air ke pemukiman warga saat musim hujan turun belum lama ini.
Akibat banjir ini, sejumlah warga harus mengungsi. Namun menjelang sore, setelah hujan reda dan setelah aliran sungai dibuka, perlahan-lahan air yang menggenangi pemukiman surut