Jika kita sepakat, jujur adalah keselarasan antara penyampaian ( ucapan dan perbuatan ), maka bohong adalah ketika kenyataan tidak sesuai dengan apa yang kita sampaikan. Kejujuran itu ada pada ucapan, juga ada pada perbuatan, sebagaimana seorang yang melakukan suatu perbuatan, tentu sesuai dengan yang ada pada batinnya.
Seorang yang berbuat riya’ tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur karena dia telah menampakkan sesuatu yang berbeda dengan apa yang dia sembunyikan (di dalam batinnya). Demikian juga seorang munafik tidaklah dikatakan sebagai seorang yang jujur karena dia menampakkan dirinya sebagai seorang yang bertauhid, padahal sebaliknya.
Nabi Muhammad bersabda: “Kiamat hampir saja akan berdiri apabila sudah banyak perbuatan bohong, masa (jarak waktu) akan terasa dekat (cepat) dan pasar-pasar akan berdekatan (karena saking banyaknya).” (Hadist diriwayatkan oleh Ibn Hibban dalam kitab Shahihnya nomer 1882 dari Abi Hurairah)
Sekarang marilah kita bertanya dan uji diri, manakah diantara kedua sifat itu yang lebih mendominasi dalam ucapan dan perbuatan kita sehari-hari, kejujuran ataukah kebohongan.